Posted by: Martin Tjandra | September 21, 2010

Forgive And Let God Do The Rest

From Facebook | Christian Without Borders | Citra J D’ Arc

People like to say, “I can forgive, but I cannot forget.” Have you heard that before? Now, in the first place, nowhere in the Bible does God tell you to forgive and then to forget. It is not in the Bible! The devil is adding something here to make the whole thing burdensome.

God only tells us to forgive because God in Christ has forgiven us a debt we cannot pay. When we do this, we do ourselves a favor because harboring bitterness and unforgiveness can sometimes destroy our health!

So just forgive and let God take care of the rest. When you really forgive, sometimes, He makes you forget. But sometimes, you still remember the incident because it was a major thing in your life. Yet, when you look back at it, the pain is no more there. The sting is gone and you are not bitter.

Joseph had forgiven his brothers before they came and bowed before him. He remembered what they did to him, but he did not remember it with bitterness. (Genesis 50:15–21) So you may remember the incident, but the bitterness is gone because you have put the cross in the picture — “God in Christ forgave me. Daddy, I forgive you. Mama, I forgive you. My cousin, I forgive you.”

When you forgive, forgive by faith, not by your feelings. We walk by faith, not feelings. (2 Corinthians 5:7) Some people are waiting for feelings — “I am waiting, Father, for the right emotion to come on me to forgive that person.” That “right emotion” may never come!

No, forgive by faith, and do it once and for all. Spend time in prayer. Take out your diary and write it down: “Father, I bring this person before you. You know what he did to me. Father, as You forgave me through Jesus’ cross, even though I did not deserve it, by faith, I now forgive this person and I let my anger against him go in Jesus’ name. Amen!”

Once you forgive by faith, you will see the sting of bitterness removed from your heart. You will experience the peace and joy of God filling your mind, and see a greater measure of wholeness in your body!

FORGIVENESS is not something we do for OTHER PEOPLE.
We do it for OURSELF – to GET WELL and MOVE ON.

Posted by: Martin Tjandra | September 21, 2010

5 Minutes

From Facebook | Kasih-Mu Tiada Duanya | Vincent Chua

Seorang ibu duduk di samping seorang pria di bangku dekat Taman-Main di West Coast Park pada suatu minggu pagi yang indah cerah.

“Tuh.., itu putraku yang di situ,” katanya, sambil menunjuk ke arah seorang anak kecil dalam T-shirt merah yang sedang meluncur turun dipelorotan.
Mata ibu itu berbinar, bangga.

“Lihat anak yangsedang main ayunan di bandulan pakai T-shirt biru itu? Dia anakku,” sambungnya,

Lalu, sambil melihat arloji, ia memanggil putranya.
“Ayo Jack, gimana kalau kita sekarang pulang?”

Jack, bocah kecil itu, setengah memelas, berkata,
“Kalau lima menit lagi,boleh ya, Yahhh? Sebentar lagi Ayah Cuma tambah lima menit kok,yaa…?”

Pria itu mengangguk dan Jack meneruskan main ayunan untuk memuaskan hatinya. Menit menit berlalu, sang ayah berdiri, memanggil anaknya lagi.

“Ayo, ayo, sudah waktunya berangkat?”

Lagi-lagi Jack memohon, “Ayah, lima menit lagilah. Cuma lima menit Boleh ya, Yah?” pintanya sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Pria itu bersenyum dan berkata,

“OK-lah, iyalah…”

“Wah, bapak pasti seorang ayah yang sabar,” ibu yang di sampingnya, dan melihat adegan itu, tersenyum senang dengan sikap lelaki itu.

Pria itu berkata,

“Putraku yang lebih tua, John, tahun lalu terbunuh selagi bersepeda di dekat sini, oleh sopir yang mabuk. Aku tak pernah memberikan cukup waktu untuk bersama John. Sekarang apa pun ingin kuberikan demi Jack, asal saja saya bisa bersamanya biar pun hanya untuk lima menit lagi. Saya bernazar tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi terhadap Jack. Ia pikir, ia dapat lima menit ekstra tambahan untuk berayun, untuk terus bermain. Padahal, sebenarnya, sayalah yang memperoleh tambahan lima menit memandangi dia bermain, menikmati kebersamaan bersama dia, menikmati tawa bahagianya….”

Hidup ini bukanlah suatu lomba. Hidup ialah masalah membuat prioritas.Prioritas apa yang Anda miliki saat ini? Berikanlah pada seseorang yang kaukasihi, lima menit saja dari waktumu, dan engkau pastilah tidak akan menyesal selamanya.

Posted by: Martin Tjandra | September 21, 2010

Living With the Holy Spirit

From Facebook | Kasih-Mu Tiada Duanya | Vincent Chua

” Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang di katakan oleh Kitab Suci : Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yang di maksudkan Nya ialah Roh yang akan di terima oleh mereka yang percaya kepada Nya; sebab Roh itu belum datang, karena YESUS belum di muliakan.” ( Yohanes 7:38-39 )

Saudaraku, pada ayat diatas terdapat kata-kata : barangsiapa percaya kepada YESUS, maka di dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup yaitu Roh Kudus, sedangkan Roh Kudus saat itu belum datang karena YESUS belum di muliakan ? YESUS di muliakan setelah melalui proses penyaliban, kemudian di kuburkan dan pada hari yang ke tiga Ia di bangkitkan. Setelah kebangkitan Nya, Ia menampakan diri kepada murid-muridNya selama 40 hari, lalu Ia naik ke surga untuk di muliakan. Dan 10 hari setelah Ia naik ke surga, maka digenapilah apa yang dijanjikanNya yaitu di turunkanNya Roh Kudus sebagai penolong. Sehingga sejak itulah, bagi setiap orang yang mengaku YESUS sebagai juru selamat, bertobat dan di baptiskan, maka Roh Kudus ada di dalam orang tersebut. Dan apabila kita ingin aliran-aliran air hidup ( Roh Kudus ) dalam kehidupan kita, maka kita harus mengalir bersama Roh Kudus, dalam pengertian bahwa hidup kita harus di pimpin oleh Roh Kudus sebab kita adalah anak ALLAH ( Roma 8:14 ). Read More…

Posted by: Martin Tjandra | September 21, 2010

All His Plan is Perfect

From Facebook | Kasih-Mu Tiada Duanya | Vincent Chua

Siapa memperoleh akal budi, mengasihi dirinya; Siapa berpegang pada pengertian, mendapat kebahagiaan. Amsal 19:8

Anak-anak dari sebuah keluarga yang sangat kaya diserahkan pada perawatan pengasuh yang sangat memenuhi syarat. Ketika tren-tren pasar yang berlawanan mempengaruhi keuangan keluarga tsb, mereka pindah ke rumah yang lebih kecil, namun mereka mempertahankan pengasuh anak tsb. Akhirnya bagaimanapun juga, situasi keuangan keluarga itu menjadi sangat payah, sehingga mereka harus membiarkan pengasuh tersayang itu pergi.

Suatu malam tatkala si ayah pulang setelah sehari penuh merasa sangat gelisah & cemas tentang bisnisnya, putri ciliknya merangkak naik ke lututnya & merangkulkan lengan-lengannya ke sekeliling lehernya.

“Aku mencintaimu, papa” katanya, berusaha meredakan keletihan yang secara naluri dilihatnya pada wajah ayahnya.

Read More…

Older Posts »

Categories